FKP dengan tuan rumah WRI Indonesia dengan narasumber Yudhistira Pribadi (WRI Indonesia). Jumat, 14 April 2023.

Liputan Kantor Berita Antara dapat dibaca di sini

 

KEY POINTS:

  1. Ada 13 sungai yang mengalir dan bermuara di Teluk Jakarta. Pesisir Kota Jakarta sendiri permukaannya lebih rendah dari permukaan laut. Akibatnya, banjir menjadi bencana utama yang mengancam kota ini. Pendekatan infrastruktur tradisional masih menjadi andalan dalam penanganan banjir, tetapi adopsi Nature-based Solutions (NbS atau solusi berbasis alam) dianggap sebagai alternatif yang mampu mengurangi permasalahan terkait air di Jakarta dengan lebih efektif.
  2. Studi ini mengidentifikasi faktor-faktor penentu dalam adopsi NbS untuk mitigasi banjir di Jakarta, dengan mempertimbangkan faktor tata ruang penggunaan lahan, rasio tutupan pohon, jarak terhadap sungai, kepadatan bangunan, kepadatan penduduk, keterlibatan masyarakat, dan harga tanah. Jenis NbS yang ditawarkan adalah restorasi lanskap, kolam retensi, dan ruang terbuka hijau multifungsi (RTH). Hasil analisis menunjukkan bahwa kolam retensi memiliki kesesuaian yang lebih luas daripada restorasi lanskap, dan kedua jenis NbS tersebut memiliki sebaran wilayah yang cocok di daerah aliran sungai. Faktor biofisik dan sosial memainkan peran penting dalam penentuan lokasi NbS yang sesuai, sementara faktor ekonomi menjadi pertimbangan pada tahapan desain dan implementasi.


SUMMARY

  1. Ada 13 sungai yang mengalir dan bermuara di Teluk Jakarta. Pesisir Kota Jakarta sendiri permukaannya lebih rendah dari permukaan laut. Akibatnya, banjir menjadi bencana utama yang mengancam kota ini. Hingga saat ini, pendekatan infrastruktur tradisional masih diandalkan untuk penanganan banjir. Namun, adopsi pendekatan Nature-based Solutions (NbS) dianggap sebagai alternatif yang dapat membantu mengurangi permasalahan terkait air di Jakarta dengan lebih efektif.
  2. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penentu dalam adopsi NbS untuk mitigasi banjir di Jakarta dan membentuk dasar awal dalam penentuan lokasi yang tepat untuk adopsi NbS. Studi ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi jenis NbS yang cocok untuk diterapkan dalam mitigasi banjir di Jakarta, serta menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesesuaian NbS yang akan diadopsi. 
  3. WRI Indonesia menganalisis kesesuaian penggunaan NbS untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta dengan menggunakan indikator-indikator utama terkait lingkungan, yaitu biofisik, sosial, dan ekonomi. Indikator yang digunakan antara lain tata ruang penggunaan lahan, rasio tutupan pohon, jarak terhadap sungai, kepadatan bangunan, kepadatan penduduk, keterlibatan masyarakat, dan harga tanah, yang kesemuanya dianalisa secara spasial dalam bentuk overlay data. Tiga jenis NbS untuk mengatasi banjir yang dievaluasi dalam studi ini adalah restorasi lanskap, kolam retensi, dan ruang terbuka hijau multifungsi (RTH). 
  4. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah yang cocok untuk dilakukan restorasi lanskap sangat terbatas di dalam area Jakarta. Jika ada, wilayah tersebut terbatas di sekitar aliran sungai atau area yang sudah memiliki vegetasi hijau sejak awal. Untuk kolam retensi, wilayah yang cocok lebih luas dibandingkan dengan restorasi lanskap. Kolam retensi umumnya dibangun dekat dengan aliran sungai yang memiliki tingkat aliran air yang tinggi dan memanfaatkan lahan yang tersedia, terutama di wilayah yang belum banyak terdapat bangunan. Terakhir, untuk RTH, wilayah yang cocok juga banyak terdapat di daerah aliran sungai meskipun tidak seluas kolam retensi. Penggabungan data indikator-indikator utama serta ke-3 strategi NbS memberikan petunjuk berupa wilayah yang cocok untuk diterapkannya strategi NbS.
  5. Studi ini juga menunjukkan bahwa pada tahap perencanaan lokasi yang sesuai, faktor biofisik dan sosial memiliki peran yang lebih besar daripada faktor ekonomi. Faktor ekonomi baru akan menjadi pertimbangan utama pada tahap desain dan implementasi.
Download slides