Di tengah meningkatnya proteksionisme, deglobalisasi, serta fragmentasi ekonomi, sosial, dan politik global, lanskap pembangunan dunia mengalami perubahan yang mendalam. Fenomena great decoupling dan meningkatnya ketimpangan di negara-negara maju menunjukkan bahwa fragmentasi ini bukan bersifat sementara, melainkan akan menjadi ciri jangka panjang. Dalam konteks ini, Indonesia perlu merumuskan jalur pembangunan yang tangguh, inklusif, dan adaptif terhadap ketidakpastian global.

Paparan ini menekankan pentingnya memperkuat ekonomi domestik dengan memanfaatkan keunggulan komparatif Indonesia—mulai dari kekayaan sumber daya alam, posisi geografis strategis, hingga potensi besar penduduknya. Membangun permintaan domestik yang kuat melalui penciptaan kelas menengah baru lewat mobilitas sosial menjadi kunci. Di saat yang sama, pembangunan ekonomi harus berpijak pada prinsip keberlanjutan sosial dan lingkungan, dengan mengoptimalkan co-benefits yang selama ini belum tergarap. Perlindungan sosial harus dipandang sebagai investasi jangka panjang dalam ketahanan dan kualitas sumber daya manusia. Terakhir, Indonesia perlu menyelaraskan prioritas nasional dengan kerangka kerja sama global untuk menjawab tantangan bersama dan menjaga keberlangsungan global commons.

Strengthening domestic economy in the shifting dynamics of global development

Amid rising protectionism, deglobalization, and increasing economic, social, and political fragmentation, the global development landscape is undergoing profound transformation. The so-called “great decoupling” and growing within-country inequality in advanced economies suggest that fragmentation is not a passing phase—it is likely to persist. In this context, Indonesia must chart a development path that is resilient, inclusive, and adaptive to global uncertainty.

This talk argues for a renewed focus on strengthening the domestic economy by leveraging Indonesia’s comparative advantages—its abundant natural resources, strategic geography, and, most importantly, its people. Building a robust domestic demand through the creation of a new middle class via upward social mobility is key. Equally important is embedding sustainability at the core of economic development, by recognizing and harnessing the untapped co-benefits of social and environmental initiatives. Social protection should be reframed as long-term investment in human capital and national resilience. Finally, Indonesia must align its national priorities with global cooperation frameworks that address collective challenges and steward global commons.

Pembicara: Profesor Arief Anshory Yusuf (Universitas Padjadjaran dan Anggota Dewan Ekonomi Nasional)

Rabu, 14 Mei 2025 pukul 10.00-11.30 WIB (daring)

Tautan registrasi klik di sini

Thumbnail photo by Timelab on Unsplash

Slides and video for past seminars: