Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam penyediaan pangan bagi penduduknya. Tantangan tersebut antara lain pertumbuhan penduduk yang masih cukup tinggi, perubahan iklim dan ketersediaan lahan.

Topik seminar FKP ini adalah produktivitas pertanian padi yang merupakan pangan utama bagi rakyat Indonesia. Peningkatan produktivitas diperlukan untuk mencukupi kebutuhan pangan, namun di lain pihak, peningkatan produktivitas perlu dilakukan dengan memperhatikan keberlanjutan ekologis dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

Acara akan berlangsung secara hybrid dalam Bahasa Indonesia dengan tuan rumah WRI Indonesia dan Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL).

Tanggal dan waktu: Jumat, 3 Mei 2024 jam 09.00-11.30 WIB (hybrid dalam Bahasa Indonesia)

Tempat: WRI Indonesia, Gedung Wisma PMI Lantai 3, Jl. Wijaya I No. 63, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Registrasi: klik di sini

Pembicara: Sri Noor Cholidah (WRI Indonesia) dan Fahmuddin Agus (Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN)

Abstrak. Rice self-sufficiency is central to Indonesia’s agricultural development, but the country is increasingly challenged by population growth, climate change, and arable land scarcity. Agroecological nutrient management offers solutions though optimized fertilization, enhanced organic matter and biofertilizer utilizations, and improved farming systems and water management. Besides providing enough nutrients for crops, the agroecological approach also enhances resilience to climate change, reduces the intensity of greenhouse gas emissions, and improves the biological functions of rice soil. Organic and bio fertilizers can reduce the need for chemical fertilizers.

In this seminar, the study authors will present the result of a literature review of paddy field nutrient management systems, linking them with agroecological principles. It provides an overview of paddy field nutrient status and fertilization and discusses the enhancement of agroecological functions resulting from agroecological nutrient management practices. Additionally, the authors will also offer a brief scenario analysis regarding closing the yield gap, controlling paddy field conversion, and implications for rice self-sufficiency until 2050, including calculations for national rice consumption and land conversion rates. This study is relevant not only for Indonesian conditions but also for other countries where lowland rice constitutes a significant agricultural system.

Pembicara: Ratna Rizki Amalia (Badan Pusat Statistik)
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan produktivitas padi sawah antara Jawa dan Luar Jawa serta mengidentifikasi variabel-variabel yang berkontribusi dalam menjelaskan kesenjangan tersebut. Data yang digunakan adalah hasil Survei Ubinan 2018 yang dikumpulkan oleh BPS. Data dianalisis menggunakan model regresi Ordinary Least Square (OLS) dengan menerapkan robust standard error untuk mengatasi isu heteroskedastisitas. Tanpa mengentrol variabel lain yang mempengaruhi produktivitas, hasil estimasi menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah di wilayah Luar Jawa sekitar 30 persen lebih rendah daripadi produktivitas padi sawah di Jawa. Hal ini mengindikasikan bahwa potensi peningkatan produktivitas di luar Jawa masih cukup besar. Analisis lebih lanjut dengan menerapkan teknik dekomposisi Blinder-Oaxaca menunjukkan bahwa hanya sekitar 16 persen dari total perbedaan tersebut yang dapat terjelaskan oleh perbedaan karakteristik antara kedua wilayah, seperti akses terhadap irigasi, penggunaan pupuk, penerapan teknik budidaya jajar legowo, dan partisipasi dalam keanggotaan kelompok tani. Hasil dekomposisi juga memperlihatkan bahwa ketimpangan produktivitas antar keduanya dapat dipersempit dengan meningkatkan akses terhadap irigasi dan penggunaan pupuk di Luar Jawa.