FKP dengan tuan rumah BRIN dengan narasumber Apri Sayekti (Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkular, BRIN). Rabu, 24 Mei 2023.

Seminar FKP ini dimuat dalam  Harian Kompas berjudul Pentingnya perempuan memiliki lahan, Jumat, 16 Juni 2023.

KEY POINTS:

  1. Perempuan berperan penting dalam berbagai aktivitas pertanian dan pengelolaan keuangan rumah tangga, namun kontribusi mereka seringkali diremehkan dan dianggap memiliki nilai yang rendah. Studi ini menunjukkan bahwa peningkatan kepemimpinan wanita dalam aktivitas pertanian, khususnya dalam panen cabai, dapat meningkatkan keuntungan usaha pertanian cabai.
  2. Perbedaan pendapat antara pasangan mengenai peran kepemimpinan perempuan dalam aktivitas rumah tangga yang terkait dengan produksi cabai dan produksi pangan memiliki dampak signifikan terhadap keuntungan produksi cabai bagi rumah tangga. Persepsi rendah terhadap kontribusi perempuan dapat menyebabkan dampak negatif pada keuntungan produksi cabai. Intervensi pembangunan pedesaan di masa depan sebaiknya melibatkan seluruh anggota rumah tangga dan mengupayakan kesepakatan tentang pentingnya kepemimpinan perempuan.


SUMMARY

  1. Apri Sayekti dari Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkular, BRIN, mempresentasikan studi tentang pengaruh peran perempuan dalam rumah tangga produsen cabai di Indonesia yang akan terbit di BIES Journal. Kepemimpinan perempuan dalam rumah tangga petani kecil merupakan salah satu komponen utama pemberdayaan perempuan. Kontribusi perempuan untuk rumah tangga seringkali diremehkan, padahal studi menunjukkan bahwa tingkat kepemimpinan perempuan yang lebih tinggi dalam banyak kegiatan mungkin terkait dengan pendapatan dan/atau produktivitas rumah tangga yang lebih signifikan.
  2. Perempuan memiliki peran penting dalam penanaman, panen, pemasaran, dan pengelolaan keuangan rumah tangga. Bahkan di daerah perkotaan dengan partisipasi yang lebih rendah dalam kegiatan pertanian, perempuan turut berkontribusi dalam pengambilan keputusan terkait perekrutan tenaga kerja, penjualan hasil panen, dan negosiasi dengan pedagang. Namun, perempuan cenderung meremehkan pentingnya peran mereka atau kesenjangan dalam pendapatan dan usaha. Penilaian yang rendah terhadap kontribusi perempuan ini dapat menciptakan persepsi bahwa pekerjaan mereka memiliki nilai yang rendah.
  3. Menggabungkan data rinci mengenai peran wanita dan perbedaan pendapat dengan pasangan mereka bisa menjadi kompleks sehingga pendekatan tradisional menggunakan indeks sederhana tidak dapat sepenuhnya menggambarkan kompleksitas kepemimpinan wanita. Studi ini bertujuan untuk membuat indeks yang lebih informatif dengan memberikan bobot pada faktor-faktor yang berbeda. Studi ini juga mempertimbangkan perbedaan pendapat antara pasangan mengenai kepemimpinan wanita. Terdapat 16 aktivitas yang dipertimbangkan dalam studi ini, selain juga melihat persepsi pria dan wanita mengenai kepemimpinan mereka dalam setiap aktivitas. Kategorisasi dan interaksi persepsi ini memberikan wawasan mengenai peran wanita dalam produksi cabai di pedesaan Indonesia. 
  4. Data yang digunakan dalam studi ini mencakup kepemimpinan pria dan wanita yang terperinci dalam berbagai aktivitas agronomi dan pemasaran di Indonesia, yang diolah lewat metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk menghasilkan indeks gender dengan bobot pada 16 aktivitas pertanian yang menjadi fokus survei. Penekanan khusus diberikan pada kepemimpinan wanita dalam aktivitas tersebut dan perbedaan pendapat antara kepala rumah tangga pria dan wanita mengenai kepemimpinan tersebut.
  5. Temuan utama studi ini adalah bahwa kepemimpinan wanita dalam aktivitas panen cabai dapat menghasilkan keuntungan yang lebih baik dari usaha pertanian cabai. Namun, peningkatan ini hanya terjadi ketika tingkat perbedaan pendapat mengenai peran wanita dalam aktivitas rumah tangga yang terkait dengan produksi cabai dan produksi pangan rendah. Bahkan, perbedaan pendapat tampaknya lebih penting dalam menghasilkan dampak negatif terhadap keuntungan produksi cabai bagi rumah tangga dibandingkan peran kepemimpinan wanita dalam menghasilkan return positif. Dalam kombinasi dengan observasi bahwa perbedaan pendapat dan kepemimpinan wanita berkorelasi, studi ini juga memberikan kemungkinan penjelasan alternatif untuk temuan umum bahwa produktivitas wanita lebih rendah daripada produktivitas pria dalam memimpin aktivitas pertanian untuk rumah tangga petani kecil di negara-negara berkembang.
  6. Temuan studi menunjukkan bahwa intervensi pembangunan pedesaan di masa depan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan pertanian dapat mencapai dampak yang lebih signifikan dengan berfokus pada intervensi yang melibatkan seluruh anggota rumah tangga, di mana pasangan pria dapat menghargai kontribusi mitra wanitanya. Hal ini menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan di wilayah ini sangat dipengaruhi oleh bagaimana rumah tangga dapat menyepakati pentingnya kepemimpinan perempuan.
Download slides (Apri Sayekti)