FKP dengan tuan rumah INSPIRASI dengan narasumber Cici Wanita (Program Director INSPIRASI) dan Indhi Wiradika (Researcher and PEMANTIK assessment lead, Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan/PSPK). Selasa, 22 February 2022.

KEY POINTS:

  1. Disrupsi atas kegiatan belajar di sekolah selama pandemi COVID-19 diperkirakan berakibat negatif terhadap pencapaian yang diharapkan dari siswa. Dampak negatif tersebut tidak hanya hilangnya kesempatan untuk mencapai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi, tapi juga adanya learning loss. Yayasan INSPIRASI berkolaborasi dengan Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) menjalankan Asesmen PEMANTIK 2021 menggunakan kerangka learning progression di bidang literasi dan numerasi dasar. Asesmen menjadi langkah awal yang penting untuk membantu guru  mengetahui ketertinggalan apa saja yang dialami siswa selama periode pandemi. 
  2. Hasil asesmen PEMANTIK 2021 menunjukkan bahwa dari segi kemampuan literasi, kurang dari 70% siswa kelas 2 SD yang dapat mengenali huruf vokal atau berada di level 0. Dari segi kemampuan numerasi, capaian siswa masih berada di level bawah. Kurang dari 50% persen siswa berada di level 0 atau baru punya kepekaan kuantitas dan mengenal ciri bangun. Dengan hasil asesmen tersebut, INSPIRASI dengan sekolah mitra mengadakan janji kerja dimana kepala sekolah dan guru mengidentifikasi prioritas masalah dari asesmen tersebut dan merumuskan janji kerja untuk mengatasinya. Setelah itu, sekolah mengadakan tambahan kelas literasi dan numerasi dasar selama 15 menit untuk mengajar siswa membaca lancar, membaca pemahaman, dan memahami konsep bilangan.

 

SUMMARY

  1. Pandemi yang disebabkan oleh COVID-19 telah membuat kegiatan belajar di sekolah terhenti atau terhambat. Akibat pembatasan mobilitas masyarakat, aktivitas belajar beralih ke metode pembelajaran jarak jauh (PJJ), yang telah berjalan selama hampir dua tahun di banyak tempat di Indonesia. Namun disrupsi atas kegiatan belajar di sekolah ini diperkirakan berakibat negatif terhadap pencapaian yang diharapkan dari siswa. Dampak negatif tersebut tidak hanya hilangnya kesempatan untuk mencapai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi, tapi juga adanya learning loss. Kekhawatiran terhadap “learning loss” adalah kekhawatiran bahwa siswa tidak mempelajari konten dan menguasai keterampilan pada tingkat yang sama seperti biasanya.
  2. Cici Wanita dari Yayasan INSPIRASI menjelaskan tentang peran asesmen untuk menangani learning loss yang dialami peserta didik selama pandemi. Learning loss menjadi topik hangat dalam isu pendidikan selama pandemi COVID-19. Berdasarkan laporan Kemendikbud Ristek (2022), sebelum pandemi, kemajuan belajar selama satu tahun (kelas 1 SD) adalah sebesar 129 poin untuk literasi dan 78 poin untuk numerasi. Setelah pandemi, kemajuan belajar selama kelas 1 berkurang secara signifikan. Untuk literasi, kemajuan belajar hanya mencapai 77 poin (turun sebesar -52 poin) atau setara dengan learning loss selama 6 bulan belajar. Untuk numerasi, kemajuan belajar turun menjadi 34 poin (turun sebesar -44 poin), learning loss setara dengan 5 bulan belajar. Selain itu, studi dari World Bank secara global, siswa mengalami sekitar 10-14 bulan kemunduran belajar dari penutupan sekolah selama 1,5 tahun, yang nantinya berpotensi menurunkan pendapatan tahunan mereka sampai sekitar 5,8 – 8,3 juta di masa depan.
  3. Indhi Wiradika dari Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) melanjutkan dengan penjelasan tentang kajian pengembangan asesmen Pemantik tahun 2021. Menghadapi isu learning loss, asesmen menjadi langkah awal yang penting untuk membantu guru  mengetahui ketertinggalan apa saja yang dialami siswa selama periode pandemi. Yayasan INSPIRASI berkolaborasi dengan Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) menjalankan Asesmen PEMANTIK 2021 menggunakan kerangka learning progression di bidang literasi dan numerasi dasar. Asesmen dilakukan di 176 sekolah di 6 kecamatan di Karawang dan Tegal, melibatkan 1402 siswa kelas 2 SD yang dipilih karena mewakili siswa yang mengalami PTM dan PJJ.
  4. Dalam asesmen PEMANTIK, learning progression di bidang literasi dibagi dalam level 0 hingga level 8 berdasarkan kompetensi literasi siswa. Level 0 menunjukkan bahwa anak memiliki kemampuan mengenal huruf vokal, hingga level 8 dimana anak mampu mengevaluasi dalam arti dapat membuat kesimpulan atau interpretasi berdasarkan teks yang dikaitkan dengan pengalaman di kehidupan sehari-hari. Sedangkan learning progression di bidang numerasi dibagi ke dalam level 0-4, dimana level 0 menunjukkan anak memiliki kepekaan kuantitas dan dapat mengenal ciri bangun, hingga level 4 dimana anak dapat melakukan operasi pecahan, membuat keputusan berdasarkan pola, bangun, dan data.
  5. Asesmen PEMANTIK ini tersedia melalui website yang dapat diakses melalui handphone/tab pada situs sekolah.mu. Dalam platform tersebut, anak akan menjawab dan merespon stimulus berupa audio, gambar dan atau teks melalui pilihan atau isian singkat.
  6. Hasil asesmen PEMANTIK 2021 menunjukkan bahwa dari segi kemampuan literasi, hanya kurang dari 70% siswa kelas 2 SD yang dapat mengenali huruf vokal atau berada di level 0. Sedangkan yang mengenali huruf vokal dan konsonan (level 1) hanya kurang dari 50%. Semakin tinggi level literasi tersebut, semakin sedikit siswa yang menguasai. Dari segi kemampuan numerasi, capaian siswa masih berada di level bawah. Kurang dari 50% persen siswa berada di level 0 atau baru punya kepekaan kuantitas dan mengenal ciri bangun (mengenali ukuran banyak dan sedikit, mengurutkan dan menggolongkan objek, dst). 
  7. Dengan hasil asesmen tersebut, INSPIRASI dengan sekolah mitra mengadakan janji kerja dimana kepala sekolah dan guru mengidentifikasi prioritas masalah dan merumuskan janji kerja untuk mengatasinya. Hasil asesmen PEMANTIK menjadi refleksi dalam perumusan Janji Kerja guru dan kepala sekolah, lalu pelaksanaannya dipantau tiap siklus pembelajaran. Setelah itu, sekolah mengadakan tambahan kelas literasi dan numerasi dasar selama 15 menit (di awal kelas) untuk mengajar siswa membaca lancar, membaca pemahaman, dan memahami konsep bilangan. Sesi tersebut dirancang interaktif agar siswa dapat aktif dan termotivasi untuk dapat mengejar ketertinggalan yang dialami selama pandemi.
Download slides (Indhi Wiradika)