FKP dengan tuan rumah Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) dengan narasumber Natasya Zahra (CIPS) dan Totok Soefijanto (CIPS). Selasa, 29 Agustus 2022.

Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia telah menetapkan literasi digital sebagai program prioritas dan untuk mencapai tujuan ini, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (DJAI) Kementerian Komunikasi dan Informatika mengembangkan indeks literasi digital pada tahun 2020 untuk menilai tingkat literasi digital nasional, memetakan kompetensi digital masyarakat Indonesia, dan mengembangkan kerangka kerja untuk mengukur literasi digital di 34 provinsi Indonesia.

Jika melihat hasil dari indeks literasi digital untuk tahun 2022, Indonesia memperoleh skor 3,54 yang menunjukkan bahwa warga Indonesia memiliki literasi digital pada level “sedang”. Namun, berdasarkan skor dan analisa dari indeks literasi digital, apa yang dapat disimpulkan untuk sektor pendidikan Indonesia? Apakah hasil asesmen dari indeks tersebut dapat mengukur kesiapan sektor pendidikan dalam menjalankan pembelajaran berbasis digital?

Terkait hal ini, CIPS mengadakan diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion/FGD) pada Selasa, 29 Agustus 2023 yang membahas tentang literasi digital di pendidikan tinggi di Indonesia, dan upaya perguruan tinggi untuk meningkatkan kompetensi literasi digital dosen dan mahasiswanya.

Acara didahului oleh presentasi policy brief CIPS oleh Natasya Zahra. Dalam policy brief tersebut CIPS mengidentifkasi beberapa fitur dari Indeks Literasi Digital yang dikembangkan oleh Kementerian Kominfo serta mempertanyakan relevansinya bagi perguruan tinggi. Setelah itu, Totok Soefijanto memberikan beberapa pembanding indeks literasi dengan berbagai negara dan segmen dalam masyarakat, dan secara khusus menyorot beberapa tantangan yang dihadapi pendidikan tinggi dalam era digitalisasi.

Ada 20 orang dosen dari berbagai perguruan tinggi di Jabodetabek yang ikut ambil bagian dalam FGD tersebut. Diskusi bersifat tertutup untuk menjaga agar diskusi dapat berlangsung secara terbuka.

Ada beberapa pertanyaan yang didiskusikan dalam acara tersebut, antara lain:

  • Pandangan dosen tentang potensi kotribusi indeks yang telah dikembangkan oleh Kementerian Kominfo terhadap literasi digital di perguruan tinggi
  • Kompetensi digital atau kemampuan literasi digital yang dibutuhkan di level pendidikan tinggi
  • Teknologi digital yang digunakan sebagai instrumen pembelajaran
  • Tantangan dalam digitalisasi pendidikan

Salah satu hal yang terungkap daam diskusi adalah adanya perpektif yang beragam dari peserta diskusi, yang antara lain dipengaruhi oleh latar belakangan keilmuan (yang sebagian besar adalah ilmu sosial). Selain itu, perguruan tinggi perlu mendalami indeks tersebut dalam konteks hasil pembelajaran siswa di perguruan tinggi.

Download slides (Natasya Zahra)