FKP dengan tuan rumah The SMERU Research Institute dengan narasumber Nurmala Selly Saputri (SMERU), Veto Tyas Indrio (SMERU), Hening Wikan (SMERU), dan Rahmia Hasniasari (Tokopedia). Rabu, 5 Oktober 2022.

KEY POINTS:

  1. Sekitar 65% usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia dimiliki perempuan.  Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa pada masa pandemi COVID-19, usaha yang dimiliki perempuan mengalami dampak yang lebih berat daripada usaha yang dimiliki laki-laki. Sebagian besar tantangan yang dihadapi UMKM yang dimiliki perempuan untuk dapat bertahan pada masa pandemi COVID-19 berhubungan dengan kecakapan digital. 
  2. Namun studi menunjukkan masih diperlukannya kebijakan yang mendukung dampak positif internet bagi perempuan. Tantangan bagi perempuan dalam menggunakan akses internet untuk bekerja antara lain adalah keterbatasan waktu bekerja karena berbagai peran yang ditanggung, rendahnya literasi digital, biaya teknologi yang mahal, dan ancaman adanya kekerasan secara daring. Akibatnya, dampak positif ketersediaan internet terhadap pasar tenaga kerja perempuan masih sangat kecil.

 

SUMMARY

  1. Sekitar 65% usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia dimiliki perempuan.  Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa pada masa pandemi COVID-19, usaha yang dimiliki perempuan mengalami dampak yang lebih berat daripada usaha yang dimiliki laki-laki. Sebagian besar tantangan yang dihadapi UMKM yang dimiliki perempuan untuk dapat bertahan pada masa pandemi COVID-19 berhubungan dengan kecakapan digital
  2. Dalam berbagai studi, transformasi digital telah terbukti memberikan banyak manfaat bagi hampir semua kalangan masyarakat, termasuk perempuan. Internet terbukti dapat membuka kesempatan kerja yang lebih besar bahkan bagi perempuan dengan pendidikan yang relatif lebih rendah. Lebih dari itu, transformasi digital berpotensi untuk memberdayakan perempuan dengan mengubah pola relasi gender yang tidak imbang. Namun begitu, transformasi digital juga membuka ruang bagi pelanggengan dan intensifikasi berbagai bentuk ketidakadilan gender.
  3. Nurmala Selly Putri, peneliti SMERU Research Institute, menjelaskan studi tentang dampak ketersediaan internet terhadap pasar tenaga kerja perempuan di Indonesia. Studi terdahulu menunjukkan ketersediaan internet dapat meningkatkan peluang perempuan untuk bekerja, antara lain akibat adanya fleksibilitas kerja, meningkatnya akses informasi pekerjaan, dan adanya kesempatan untuk bekerja jarak jauh (remote working). Studi ini menemukan bahwa secara umum, ketersediaan internet bagi perempuan, termasuk pemilik UMKM, terus meningkat namun belum memberikan dampak yang optimal terhadap peningkatan hasil pasar tenaga kerja perempuan secara keseluruhan. Selain itu, studi ini menunjukkan ketersediaan internet dapat meningkatkan probabilitas perempuan bekerja penuh waktu bagi perempuan dengan pendidikan rendah. Hal yang masih menjadi tantangan bagi perempuan dalam menggunakan akses internet untuk bekerja antara lain adalah keterbatasan waktu bekerja karena berbagai peran yang ditanggung, rendahnya literasi digital, biaya teknologi yang mahal, dan ancaman adanya kekerasan secara daring.
  4. Veto Tyas Indrio, peneliti dari The SMERU Research Institute melanjutkan tentang peran perempuan pelaku UMKM dalam meningkatkan penggunaan internet dalam rumah tangga. Studi in mengkonfirmasi peran internet sebagai salah satu mekanisme UMKM bertahan di masa pandemi COVID-19. Namun, masih banyak perempuan pelaku UMKM masuk dalam kategori mikro dan subsisten, dimana banyak yang berwirausaha karena tidak punya pilihan lainPerempuan pelaku UMKM malah mendapat beban tambahan selama pandemi COVID-19 antara lain membantu anak belajar dari rumah. 
  5. Hening Wikan, peneliti dari The SMERU Research Institute yang menjelaskan tentang dampak respons kebijakan COVID-19 pada UMKM perempuan di Indonesia turut membenarkan hal ini. Lebih dari separuh UMKM milik perempuan melakukan penjualan di media sosial. Namun, strategi digitalisasi yang mereka adopsi cenderung terbatas. Selain keterbatasan dana untuk adopsi strategi digital dan keterampilan digital pengusaha perempuan yang terbatas, interaksi antara krisis akibat pandemi dan kelembagaan keluarga menjadi faktor. Meskipun pemerintah memberikan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) untuk membantu UMKM tetap bertahan di masa pandemi, hanya sebagian kecil UMKM milik perempuan yang mengajukan dan dapat mengakses bantuan tersebut.
  6. Astri Wahyuni, Senior Vice President of Public Policy and Government Relation Tokopedia, menjelaskan bahwa akses ke tahapan digital dan materi edukasi tentang pengembangan usaha menjadi sangat penting agar perempuan pelaku UMKM dapat terus mengikuti perkembangan zaman. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Tokopedia bekerja sama dengan mitra strategisnya, termasuk pemerintah, untuk menyediakan akses yang terjangkau bagi perempuan pengusaha agar ada level playing field bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang, berkontribusi lebih pada perekonomian nasional, dan pada akhirnya menguasai pasar di negaranya.
Download slides