Thee Kian Wie Lecture hosted by Center for Economic Research, Indonesia Institute of Sciences (LIPI) with Agus Eko Nugroho (Kepala Pusat Penelitian Ekonomi, LIPI), Tri Nuke Pudjiastuti (Deputi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan), Febrio Kacaribu (Kepala BKF), Budy Resosudarmo (The Australian National University); A. Prasetyantoko (Universitas Atmajaya), and Zamroni Salim (LIPI). Thursday, 29 April 2021.

KEY POINTS:

  1. Dalam beberapa dekade terakhir, ekonomi Indonesia menghadapi tantangan global yang silih berganti, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia hampir selalu berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global. Pandemi COVID-19 harus menjadi momentum untuk reformasi. Pandemi COVID-19 memaksa untuk berubah ke arah lebih hijau, lebih pintar, dan lebih adil. Namun strategi industrialisasi pasca COVID-19 belum terlihat, hal ini perlu untuk dijawab sebagai jalan keluar dari resesi.
  2. Setelah pandemi, pertumbuhan ekonomi indonesia diharapkan kembali pulih ke trayektori awal. Bila diperhatikan, umumnya pertumbuhan ekonomi diikuti dengan peningkatan penggunaan energi. Indonesia belum dapat mengadopsi teknologi yang lebih efisien dalam memproduksi energi. Ke depan, integrasi listrik regional maupun pengembangan energi terbarukan perlu didorong dan difasilitasi oleh pemerintah.
  3. COVID-19 merupakan masalah kesehatan yang akhirnya merambat menjadi masalah non-kesehatan. Kesehatan sebagai akar masalah seharusnya diselesaikan lebih dahulu. Vaksinasi merupakan salah satu kunci utama dalam pemulihan ekonomi. Namun, vaksinasi tidak cukup sebagai solusi, sebab stok global terbatas, aksesnya masih timpang, dan kepatuhan protokol kesehatan masyarakat masih jauh dari optimal.

 

SUMMARY

  1. Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Kacaribu, menjelaskan peran APBN sebagai instrumen pemulihan ekonomi nasional. Ekonomi Indonesia menghadapi tantangan global yang silih berganti, namun selalu berhasil bertahan. Sejak krisis Asia 1997-1998, banyak guncangan global yang terjadi (peristiwa 9/11, krisis ekonomi 2008, oil boom, taper tantrum, Brexit, trade war) namun pertumbuhan ekonomi Indonesia hampir selalu berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global. COVID-19 merupakan tantangan paling besar sepanjang sejarah. Berdasarkan data yang tersedia, saat ini jumlah kasus di Indonesia cukup rendah serta kasus kematian harian semakin menurun. Lebih lanjut, 6.8 juta orang telah menerima dua dosis vaksin dan ditargetkan untuk bisa bertambah lebih cepat.
  2. Secara global, peluang ekonomi saat ini sedang meningkat antara lain dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang membaik, harga komoditas yang membaik, pasar keuangan yang stabil, dan pertumbuhan dari main trading partners Indonesia yang mulai pulih. Namun Indonesia tetap perlu waspada pada tren kasus harian global yang kembali naik, adanya varian virus baru, serta kemungkinan normalisasi moneter oleh AS.
  3. Tingkat konsumsi masyarakat mulai membaik pada bulan Maret 2021 dan diperkirakan menguat akibat peningkatan confidence masyarakat dari perkembangan vaksin, aktivitas konsumsi lebaran yang lebih baik dari tahun lalu, dan rebound dari kontraksi pertumbuhan di periode sebelumnya. Ekspor dan impor juga sudah mulai berkembang. Tahun 2021 diperkirakan akan jauh lebih baik dibanding 2020, pemerintah memperkirakan pertumbuhan 4.5% sampai 5.3% secara keseluruhan di tahun 2021. 
  4. Kebijakan fiskal difokuskan untuk menahan dampak pandemi. Dari belanja APBN 2020 yang sebesar Rp2.589,9 T, sebesar Rp579,78 T dialokasikan untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN). Sebagian besar dialokasikan ke kesehatan, bantuan sosial, dukungan untuk UMKM, insentif usaha, dukungan sektoral dan pemerintah daerah, serta pembiayaan korporasi. APBN 2021 masih berperan sentral dalam mendorong pemulihan ekonomi dengan meningkatkan dukungan UMKM dan korporasi serta kesehatan dalam hal vaksinasi dan belanja kesehatan lain.
  5. Pandemi COVID-19 harus menjadi momentum untuk reformasi. Setiap krisis selalu disertai reformasi. Pasca krisis 1998, tatanan politik direformasi menjadi lebih demokratis, sedangkan pasca krisis global 2008 reformasi dilakukan dengan membentuk KSSK dan OJK. Saat ini reformasi dilakukan utamanya melalui UU Cipta Kerja untuk memperkuat investasi, dunia usaha, dan produktivitas. Reformasi struktural melalui pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan infrastruktur juga menjadi fokus utama dalam reformasi saat ini.
  6. Agustinus Prasetyantoko, Rektor Unika Atmajaya, menjelaskan tentang pemulihan ekonomi dari pandemi dan telaah paradigma baru ekonomi. Pandemi ini pernah dialami peradaban manusia beberapa kali di masa lalu. Krisis-krisis tersebut membawa transisi/perubahan mendasar bagi masyarakat dalam menata dirinya. Flu Spanyol membawa lahirnya multilateralisme dan globalisasi. Apa perubahan penting yang akan dibawa oleh pandemi COVID-19? COVID-19 dapat menjadi a great reset untuk pembangunan perekonomian dunia. Di Indonesia, ekonomi ke depan selain membutuhkan pendekatan yang lebih berkelanjutan juga perlu lebih memanfaatkan teknologi. Pandemi COVID-19 memaksa kita untuk berubah ke arah lebih hijau, lebih pintar, dan lebih adil. 
  7. Pasca COVID-19, peran negara akan semakin kuat. Pola kerjasama internasional akan berubah, kerja sama regional yang semakin meningkat dan peran Asia akan semakin penting secara global. Peran teknologi akan semakin intensif dan bisnis yang berbasis teknologi akan berada di depan. Selain itu, solidaritas warga dan kesadaran lingkungan memiliki tren yang meningkat, hal ini penting untuk ekonomi ke depan. Hal yang juga penting adalah peran industri sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi Indonesia, sehingga proses industrialisasi harus dikaji lebih jauh. Strategi industrialisasi pasca COVID-19 belum terlihat, hal ini perlu untuk dijawab sebagai jalan keluar dari resesi.
  8. Budy Resosudarmo dari Australian National University menjelaskan tentang peran integrasi energi regional dan energi terbarukan dalam menjaga ketahanan energi di Indonesia. Setelah pandemi, pertumbuhan ekonomi indonesia diharapkan kembali pulih ke trayektori awal. Bila diperhatikan, umumnya pertumbuhan ekonomi diikuti dengan peningkatan penggunaan energi. Intensitas energi (penggunaan energi dibandingkan PDB) Indonesia telah membaik, namun belum bisa tumbuh secepat Tiongkok atau Vietnam. Indonesia belum dapat mengadopsi teknologi yang lebih efisien dalam memproduksi energi. Dilihat dari komponen penyumbang energi, minyak mentah masih menjadi sumber penyumbang energi utama di Indonesia. Di samping itu, batu bara mengalami peningkatan yang signifikan, sedangkan kontribusi energi terbarukan masih sangat terbatas. Dominasi minyak dan batu bara dalam energi menjadikan pertumbuhan energi tidak berkelanjutan akibat jumlah yang terbatas dan masalah lingkungan yang ditimbulkan. Apabila hal ini tidak diatasi, pertumbuhan di masa yang akan datang dapat terganggu oleh kerentanan akan energi tersebut. 
  9. Ada dua pilihan dalam mengatasi isu tersebut: integrasi listrik regional dan penggunaan energi terbarukan secara ekstensif. Integrasi energi regional adalah upaya menyambungkan secara fisik jaringan distribusi energi Indonesia dengan jaringan yang lebih besar misalnya dengan negara-negara lain dalam wilayah Asia Tenggara, atau lebih luas di Asia Timur. Beberapa negara telah menerapkan integrasi energi dan sedang berkembang (AS-Kanada, Eropa, Asia Timur, dst). Integrasi ekonomi ASEAN dan Asia Timur dapat menjadi peluang untuk mengimplementasikan juga integrasi energi regional. Sedangkan dari sisi penggunaan energi terbarukan (solar, angin, dan hidro), perkembanganya di Indonesia sangat lemah, padahal negara-negara lain di Asia seperti Cina, India, dan Vietnam mampu tumbuh cepat.
  10. Hasil dari studi yang dilakukan menunjukkan, baik integrasi listrik regional maupun pengembangan energi terbarukan dapat meningkatkan ketahanan energi dan menurunkan pertumbuhan emisi CO2. Namun, integrasi listrik regional ditemukan menurunkan peluang untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, sebab tidak ada multiplier effect dalam negeri ketika listrik disediakan oleh negara lain. Sebaliknya, pengembangan energi terbarukan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan status quo. 
  11. Dalam simulasi, pendapatan rumah tangga ketika menggunakan energi terbarukan lebih tinggi dibandingkan ketika menggunakan energi konvensional. Konsekuensinya, dalam skenario energi terbarukan, kemiskinan diprediksi akan turun seiring kenaikan pendapatan. Sedangkan dalam skenario integrasi listrik regional, kemiskinan diprediksi akan meningkat. Hal yang menarik dari hasil simulasi tersebut adalah kedua skenario diprediksi memperbaiki distribusi pendapatan. Pada integrasi listrik regional, yang paling turun pendapatannya adalah kelompok pendapatan tinggi, sedangkan pada energi terbarukan yang mengalami kenaikan paling besar adalah kelompok pendapatan rendah. 
  12. Ke depan, integrasi listrik regional maupun pengembangan energi terbarukan perlu didorong dan difasilitasi oleh pemerintah, India dan Vietnam memiliki institusi khusus yang menangani hal ini. Subsidi bahan bakar fosil juga perlu dihilangkan serta pemajakan karbon dan batu bara perlu dipertimbangkan.
  13. Zamroni Salim dari Pusat Penelitian Ekonomi LIPI menjelaskan tentang pemulihan ekonomi Indonesia di tengah pandemi COVID-19 dan catatan kebijakan Indonesia. COVID-19 merupakan masalah kesehatan yang akhirnya merambat menjadi masalah non-kesehatan. Kesehatan sebagai akar masalah seharusnya diselesaikan lebih dahulu. Vaksinasi merupakan salah satu kunci utama dalam pemulihan ekonomi. Namun, vaksinasi tidak cukup sebagai solusi, sebab stok global terbatas, aksesnya masih timpang, dan kepatuhan protokol kesehatan masyarakat masih jauh dari optimal. 
  14. Jalur pertumbuhan yang penting adalah yang memiliki daya ungkit besar untuk menggerakkan perekonomian. Pengeluaran pemerintah menjadi kunci utama pemulihan pertumbuhan ekonomi, pemerintah diberi kebebasan untuk memperbesar defisit anggaran. Namun perlu diperhatikan, harus ada transparansi dalam penggunaannya, adanya free-riders dari badan usaha atau BUMN atau pihak lain harus dihindari. Bantuan harus murni karena kinerja dan cash-flow yang lesu akibat COVID-19. UMKM perlu dibantu dengan perpanjangan insentif terhadap sektor terdampak sampai akhir 2021. 
  15. Dari sisi industri, memang PMI Indonesia mengalami perbaikan, namun levelnya masih di bawah 50%. Kritik Pak Thee Kian Wie menjadi relevan pada kondisi ini, dimana menurut beliau kebijakan industri indonesia baru sampai pengembangan promosi ekspor, belum ada ide yang jelas untuk membangun industri yang kompetitif dan inovasi teknologi. Industrial upgrading menjadi penting terutama pengembangan SDM, pelatihan tenaga kerja, dan pengembagan riset dan inovasi. 
  16. Dari sisi konsumsi masyarakat, ia cenderung independen terhadap pengeluaran pemerintah. Persoalan terkait konsumsi adalah belum sempurnanya data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) sehingga bantuan sosial belum sepenuhnya menyasar pada kelompok yang berhak menerima. Pada April 2021, ditemukan ada 21 juta data ganda, yang akan menyulitkan alokasi anggaran dengan tepat sasaran.