FKP dengan tuan rumah Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Anna Falentina (BPS). Kamis, 19 November 2020. Presentasi ini didasarkan pada artikel yang akan terbit di Bulletin of Indonesian Economic Studies (BIES).

 

KEY POINTS:

  1. Usaha Mikro dan Kecil (UMK) menyediakan sumber pendapatan dan pekerjaan bagi orang-orang dengan latar belakang yang kurang menguntungkan. Namun data menunjukkan bahwa UMK memiliki produktivitas dan tingkat ekspor yang rendah. Pesatnya perkembangan penggunaan teknologi digital dapat membantu usaha kecil berkembang.
  2. Hasil dari survey di Yogyakarta menunjukkan bahwa penggunaan internet berdampak signifikan meningkatkan pendapatan dan keuntungan per pekerja serta arus ekspor UMK. Media sosial dan email menjadi platform yang membantu UMK berperforma lebih tinggi dengan terlibat dalam ekonomi digital.

SUMMARY

  1. UMK adalah salah satu komponen penting ekonomi di berbagai negara berkembang. UMKM di Indonesia menyumbangkan produksi sebesar 60% dari total PDB. Lebih lanjut, UMKM menyerap 97% dari total tenaga kerja dan berkontribusi menyediakan 99% dari total lapangan kerja yang ada (Kementerian Koperasi dan UKM, 2018). UMK menyediakan sumber pendapatan dan pekerjaan bagi orang-orang dengan latar belakang yang kurang menguntungkan seperti tenaga kerja berketerampilan rendah dan perempuan-perempuan miskin. UMK menjadi safety net apabila ada shock pada rumah tangga. Namun data menunjukkan bahwa UMK memiliki produktivitas dan tingkat ekspor yang rendah.
  2. Pesatnya perkembangan penggunaan teknologi digital dapat membantu usaha kecil berkembang. UMK dapat membuat website sendiri dan bergabung dengan platform e-commerce yang ada. Selain itu pengetahuan baru tentang pengelolaan bisnis yang lebih efisien dan organisasi bisnis yang lebih baik dapat diperoleh pelaku usaha. Digitalisasi juga memfasilitasi dan memberikan insentif untuk mengembangkan jaringan rekan bisnis yang lebih luas, memungkinkan terjadinya ekspor dan mendorong mendorong inklusi bagi usaha kecil. Namun efek digitalisasi tidak selalu tampak pada produktivitas. Hal ini dikenal dengan Solow Paradox dimana adanya kemungkinan underutilization akibat kendala teknis dan panjangnya waktu yang dibutuhkan untuk mengadopsi teknologi hingga akhirnya berdampak pada produktivitas.
  3. Studi ini mencoba melihat dampak kausal dari digitalisasi yang direpresentasikan oleh akses internet terhadap performa UMK yang direpresentasikan oleh produktivitas dan orientasi ekspor. Studi dilakukan di Yogyakarta dimana kepadatan UMK tinggi dan sudah banyak di antara mereka yang menggunakan internet. Survei dilakukan dengan menggunakan the World Bank Survey Solution dengan teknologi Computer Assisted Personal Interview (CAPI) secara online. Karena adanya kemungkinan endogeneity pada hubungan produktivitas dan penggunaan internet, peneliti menggunakan kekuatan sinyal seluler sebagai variabel instrumen. Sinyal seluler yang digunakan adalah Telkomsel, sebagai provider terbesar di Indonesia, dengan ukuran kekuatan sinyal nol hingga 5 bar sesuai yang tertera di ponsel. Tiap enumerator menggunakan smartphone dan SIM card yang sama sehingga pengumpulan data terstandarisasi.
  4. Hasil studi ini menunjukkan bahwa baik menggunakan metode sederhana maupun variabel instrumen, penggunaan internet dan kekuatan sinyal seluler berdampak signifikan meningkatkan pendapatan dan keuntungan per pekerja. Jika dihitung dalam ukuran moneter, penggunaan internet meningkatkan pendapatan per pekerja sebesar Rp4,5 juta per bulan (58% dari rata-rata pendapatan per pekerja) dan meningkatkan keuntungan per pekerja sebesar Rp1,1 juta per bulan (34% dari rata-rata keuntungan per pekerja). Penggunaan internet juga ditemukan berdampak signifikan meningkatkan arus ekspor UMK. Cakupan selular yang lebih kuat dan lebih luas juga berdampak positif terhadap produktivitas.
  5. Media sosial dan email menjadi platform yang membantu UMK berperforma lebih tinggi dengan terlibat dalam ekonomi digital. Hasil ini menggembirakan karena email dan media sosial relatif mudah digunakan dengan smartphone tanpa harusĀ  sangat mahir dalam teknologi. Hal ini berarti penghalang untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital sebenarnya rendah. Media sosial digunakan oleh usaha untuk memasang iklan dan menjual barang ke pembeli domestik yang lebih luas, sedangkan email digunakan untuk komunikasi dan pengaturan penjualan dengan pembeli dari luar negeri.
  6. Perlu digaris bawahi bahwa hasil penelitian ini mungkin tidak bisa digeneralisasi untuk wilayah lain dengan karakteristik yang jauh berbeda dengan Yogyakarta. Hasil dari studi ini diharapkan dapat menjadi justifikasi bagi pemangku kebijakan di negara berkembang untuk meningkatkan ketersediaan internet dengan kualitas yang baik dan adopsi penggunaan internet bagi UMK.
Download slides (Anna Falentina)