Kontribusi riset dan inovasi (risnov) terhadap pertumbuhan ekonomi nasional masih sangat kurang. Indonesia masih mengandalkan berbagai komoditas alam (hulu) dengan konten teknologi yang rendah. Dukungan risnov juga masih sangat minim dalam pengambilan kebijakan dan permasalahan riil di masyarakat seperti stabilitas pasokan dan harga bahan pokok, subsidi BBM, banjir, dan sebagainya. Padahal risnov hampir selalu disebutkan sebagai faktor penting di dokumen-dokumen perencanaan dan roadmap pembangunan. Berbagai usaha dan perubahan juga telah dilakukan, namun sayangnya masih dalam tataran normatif karena secara riil kita masih dihadapkan pada permasalahan yang sama. Oleh karena itu dibutuhkan perubahan yang bersifat sistemik dan fundamental. Dalam hal ini perlu dilakukan reformasi sistem riset dan inovasi nasional secara lebih riil dengan belajar dari pengalaman berbagai negara yang telah maju risnovnya. Adaptasi terhadap konteks Indonesia yang cukup kompleks dapat dilakukan justru dengan penyederhanaan proses bisnis dan desentralisasi peran untuk meningkatkan keterlibatan berbagai pihak khususnya penyedia dan pemanfaat hasil risnov; menguatkan jaringan risnov secara nasional; serta memitigasi risiko perubahan yang kerap terjadi karena pergantian peta kelembagaan.

Pembicara: Ade Faisal (BAPPENAS)

Moderator: Dr Zamroni Salim (Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN)

Selasa, 25 Oktober pukul 10.00-11.30 WIB (GMT+7)

Gratis dan terbuka untuk umum.
Thumbnail photo by Louis Reed on Unsplash